Monday, January 27, 2014

Aturan Harga Rumah Murah Harus Naik

Real Estate Indonesia (REI) mengaku keberatan dengan harga jual rumah murah yang terlalu rendah. Harga jual rumah murah saat ini sudah tidak sesuai dengan kondisi perekonomian.

Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy mengatakan, pertumbuhan ekonomi terus meningkat namun tidak diikuti kenaikan harga rumah murah.

"Sekarang harga rumah murah Rp 88 juta dan itu masih dibangun REI dan berlaku sampai saat ini. Cari mobil yang Rp 100 juta saja sudah susah. Berat bagi pengembang untuk menyediakan rumah murah dengan harga itu," ujar Eddy saat acara Jumpa Pers Tentang Program Kerja REI di Hotel J.S Luwansa, Kuningan, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Dia menjelaskan, selain rendahnya harga jual rumah murah, kondisi cuaca buruk beberapa waktu terakhir juga turut mempengaruhi pertumbuhan pembangunan properti terkendala.

"Banjir di mana-mana membuat ekonomi semakin berat membuat pertumbuhan pembangunan properti terkendala," katanya.

Dia menyebutkan, harga rumah murah yang ditetapkan sejak 4-5 tahun lalu tidak bisa diterapkan untuk kondisi saat ini. Untuk itu,
perlu penyesuaian yang 'pantas' untuk terus mengembangkan rumah murah bagi masyarakat.

Apalagi, saat ini kemampuan masyarakat Indonesia terkait daya beli telah meningkat.

"Kita harus akui juga lebih meningkat daya beli masyarakat. Harga rumah murah 4-5 tahun lalu pasti tidak akan bisa dibangun oleh pengembang saat ini kalau tidak disesuaikan, di lapangan bisa nggak ada pasokan," jelas dia.

Meski begitu, dia menambahkan, di tahun ini pihaknya menargetkan bisa membangun sedikitnya 150 ribu unit rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Tahun ini target 150 ribu unit untuk MBR," tandasnya.

Meskipun sudah naik tapi harga lama tetap dijual tapi semakin lama lokasinya semakin jauh